Keajaiban Halah bi Halal

Setiap muslim di dunia pasti berbahagia menyambut hari kemenangan, yakni hari raya Idul Fitri. Masjid-masjid akan penuh sesak oleh muslim-muslimah yang berbondong-bondong untuk sholat sunnah idul fitri. Memang sholat idul fitri atau yang biasa disebur 'sholat id' itu sunnah, tapi hari kemenangan kurang afdol tanpa sholat id.

Setelah melaksanakan sholat id, kebiasaan umat islam di Indonesia adalah melakukan Halal bi Halal. Halah bi Halal ini tidak pernah diajarkan sama sekali oleh Rasulullah, sahabat, maupun generasi salafus shaleh. Walaupun Halal bi Halal tidak diajarkan oleh Rasulullah, namun kebiasaan ini memiliki nilai positif yang tinggi. Selain memperkuat tali silaturrahmi, halal bi halal mampu memhancurkan benteng perbedaan status sosial.






Saat ini, Halal bi Halal menjadi suatu keharusan yang tidak boleh ketinggalan dalam moment idul fitri. Mulai dari rayat kecil, menengah, hingga atas merasakannya. ^^


baca selengkapnya...

Read Users' Comments (0)

How about Tahlilan???

Sebagai umat Islam, tentu kita pernah mendengar atau bahkan sering sekali mendengar tentang "Tahlilan". Lalu, bagaimana hukum dan kisah tahlilan bisa sampai ke Indonesia? Banyak sekali pendapat-pendapat

Tahlilan adalah ritual atau upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.

Kata "Tahlil" sendiri secara harfiah berarti beridzikir dengan mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah" (tiada yang patut disembah kecuali Allah). Ritual atau upacara ini (berkumpul-kumpul di rumah ahli mayat, berdzikir dan membaca sejumlah ayat Al Qur'an, kemudian mendoakan mayat). Menurut berbagai sumber, tahlil, tahmid, takbir, dan tasbih memang dianjurkan karena akan berdampak positif. Tetapi, berkumpul dirumah ahli mayat hingga mengharuskan itulah yang diharamkan. Ada juga sebagian ulama mengatakan bahwa ritual atau upacara ini oleh beberapa ulama digolongkan sebagai Bid'ah.

Tahlilan itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak zaman pra-Islam. upacara tersebut diadopsi oleh para da'i terdahulu dari upacara kepercayaan Animisme, Agama Budha dan Hindu. Menurut kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme bila seseorang meninggal dunia maka ruhnya akan datang kerumah pada malam hari mengunjungi keluarganya. Jika dalam rumah tadi tidak ada orang ramai yang berkumpul-kumpul dan mengadakan upacara-upacara sesaji, seperti membakar kemenyan, dan sesaji terhadap yang ghaib atau ruh-ruh ghaib, maka ruh orang mati tadi akan marah dan masuk ke dalam jasad orang yang masih hidup dari keluarga si mati. Maka untuk itu, semalaman para tetangga dan kawan-kawan atau masyarakat tidak tidur, membaca mantera-mantera atau sekedar kumpul-kumpul. Hal semacam itu dilakukan pada malam pertama kematian, selanjutnya malam ketujuh, ke-100, satu tahun, dan malam ke-1000.

Setelah orang-orang yang mempunyai kepercayaan tersebut masuk Islam, mereka tetap melakukan upacara-upacara tersebut. Sebagai langkah awal, para da'i terdahulu tidak memberantasnya, tetapi mengalihkan dari upacara yang bersifat Hindu dan Budha itu menjadi upacara yang bernafaskan Islam. Sesaji diganti dengan nasi dan lauk-pauk untuk shodaqoh. Mantera-mantera digantika dengan dzikir, do'a dan bacaan-bacaan Al-Quran. Upacara semacam ini kemudian dianamakan Tahlilan yang sekarang telah membudaya pada sebagian besar masyarakat.

Manum, sekali lagi saya tegaskan bahwa masih ada sebagian ulama yang menghukuminya haram. Sekarang tergantung niat teman-teman dalam mengadakan tahlilan. ^_^

pic. from : http://images.google.co.id/




baca selengkapnya...

Read Users' Comments (0)

Meludah, dimana-mana..

"JOROK". Itulah kesan pertama bagi orang asing ketika melihat orang Indonesia sedang meludah di sembarang tempat. Sering sekali kita melihat orang dari motor, mobil, bus, truk, kereta, dll meludah dengan "WTD (Wajah Tanpa Dosa)". Tentu saja hal ini sangat mengganggu pengguna jalan lain. Lalu apa sih penyebab orang suka meludah di sembarang tempat?

Ceritanya begini, meludah itu bisa disebabkan faktor kondisi lingkungan sekitar, yang berpolusi (berdebu, udara kotor, kering), sehingga manusia mau tidak mau (forcibly) membuang ludahnya sebagai reaksi atas situasi lingkungan tsb. Dan reaksinya bisa berupa meludah di sembarang tempat. Hal itulah yang menjadi kebiasaan buruk. Selain menjijikan, meludah disembarang tempat juga bisa menjadi penyebaran penyakit (misal Atypical pneumonia).

Kesadaran yang tinggi perlu dibangun pada diri masyarakat Indonesia sekarang ini. Apalagi kalau ditambah dengan bantuan ketegasan pemerintah seperti memberi sanksi pada orang-orang yang meludah sembarangan, pasti kebiasaan buruk itu akan hilang. Namun, sampai kini kenapa belum ada gerak pemerintah tentang 'meludah sembarangan'? Sangat jauh berbeda dengan Negara Dubai, Pemerintah Dubai meluncurkan kampanye kebersihan di negaranya. Tak tanggung-tanggung, mereka mengenakan hukuman denda sampai 500 dirham bagi mereka yang kedapatan meludah atau membuang sampah sembarangan. Sangat berbeda dengan negara kita kan? 


Jadi sebaiknya masyarakat perlu tahu efek meludah sembarangan, sehingga hal itu (disembarang tempat) tidak menjadi kebiasaan.^_^

baca selengkapnya...

Read Users' Comments (0)

Do U Know "LATAH"?

Hmm.. hal pertama yang ada dibenakku setelah mendengar kata "Latah" adalah lucu, konyol, tapi malu-maluin alias "Nggilani". Kita sering tersenyum, tertawa, atau bahkan sekedar nyengir mandengar orang yang latah. Kadang, aku pun berkata dalam hati, "nggak kreatif banget ya ni orang, bisanya cuma niru gerakan atau kata-kata orang lain. hehee..". Makna dari latah itu sendiri adalah Latah adalah respon reflektif berupa perkataan atau perbuatan yang tidak terkendali yang terjadi ketika seseorang merasa kaget. Latah bukanlah penyakit mental, tapi lebih merupakan kebiasaan yang tertanam di pikiran bawah sadar. Lalu, apa sih sebenarnya penyebab orang latah? Menurut Dr Rinrin Khaltarina ada 3 hal. Simak terus yuk...



Pertama, faktor pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang, tanpa merasa salah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih ke arah obsesif karena ada dorongan tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.

Kedua, faktor kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah, selalu terdapat tokoh otoriter, bisa ayah atau ibu atau di luar lingkungan keluarga. Latah dianggap jalan pemberontakannya terhadap dominan orangtua yang sangat menekan.

Ketiga, faktor pengondisian. Inilah yang sering disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan lingkungan, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan lingkungannya. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut latah gaul.

Nah lhoh, buat temen-temen yang latah kira-kira masuk kategori yang mana tuh? Tapi tenang, latah bisa disembuhkan dengan diberikan stimulasi mengejutkan namun dibekali pengendalian respons terhadap stimulan tersebut. Penderita latah dilatih untuk tidak segera merespons dan diberikan waktu untuk berpikir setelah stimulasi kejutan itu. Tapi, semuanya akan sia-sia kalau tidak ada kemauan yang keras dari si latah tadi yang disertai dengan dukungan dari lingkungan seperti teman, keluarga, atau pacar.

"Lebih baik mencegah daipada mengobati". Semboyan itu juga berlaku dalam hal latah lho..

Jangan jadikan negara yang miskin kreatifitas yang hanya selalu meniru gerak tubuh dan perbuatan orang lain alias "LATAH".
^_^

baca selengkapnya...

Read Users' Comments (0)

Photobucket